Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (1 Tesalonika 4:16, 17).
Alkitab melarang semua usaha untuk berkomunikasi dengan orang mati (lihat Ulangan 18:11)
Roh-roh jahat bekerja dengan tipu muslihat di seluruh dunia (lihat Wahyu 16:14) yang dapat dengan mudah meniru / menyamar menjadi orang-orang yang telah meninggal dunia.
Mereka (orang mati) terbaring tanpa kesadaran, tertidur di dalam kuburan mereka, menunggu kebangkitan (lihat Pengkhotbah 9: 5, 10; Mazmur 6: 5; 13: 3; 115: 17; 146: 4; Yohanes 5:28, 29; 6:39, 40 , 44, 54: 11: 11-14; 1 Korintus 15: 51-54; 1 Tesalonika 4:16, 17).
1 Korintus 15: 51-55, dia menjelaskan bahwa "yang dapat binasa / fana" ini akan "memakai keabadian" dan bahwa kematian akan "ditelan dalam kemenangan" pada Kedatangan Kedua Yesus Kristus.
Ayat-ayat ini paralel 1 Korintus 15: 51-55, yang menjelaskan 2 Korintus 5: 4-8. Menurut 1 Tesalonika 4:16, 17, kapan orang-orang percaya akan "hadir bersama dengan Tuhan"? Jawaban: Ketika Yesus Kristus menerjang atmosfer kita yang tercemar dengan teriakan, suara, dan sangkakala Tuhan yang memekakkan telinga! Sangkakala itu akan sangat nyaring sehingga bisa menembus telinga orang-orang yang telah meninggal yang percaya kepada Yang tersalibkan dan Yang telah bangkit. Mereka akan keluar dari kuburan mereka yang lembap. Betapa hebatnya! Maka orang-orang yang masih hidup (saya harap bisa menjadi salah satu dari kelompok ini) akan "terangkat" ke dalam perjalanan angkasa terbesar yang pernah dialami manusia. Lalu? Jangan sampai ketinggalan: "Demikianlah kita akan bersama Tuhan selamanya."
“9 Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. 10 Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.”
Yang ada ialah arwah orang mati dipanggil dengan sengaja atau dengan maksud tertentu seperti yang dilakukan oleh Saul yang menggunakan jasa pemanggil arwah untuk memanggil roh Samuel yang sudah mati (1 Samuel 28:1-25).
Hal pemanggilan arwah memang ada kita temukan di masa penulisan kitab Musa, khususnya Kitab Imamat dan Ulangan, hingga pada masa penulisan kitab Yesaya (Imamat 19:31; 20:6, 27; Ulangan 18:11; 1 Samuel 28:1-25; 2 Raja-raja 21:6; 23:24; 2 Tawarikh 33:6; Amsal 9:18; Yesaya 8:19; 19:3).
Tidak semua orang dapat memanggil arwah orang mati. Butuh kesanggupan untuk melakukannya (1 Samuel 28:7). Arwah-arwah dipanggil untuk dimintai petunjuk atau ramalan (Ulangan 18:11; 1 Samuel 28:7, 8; Yesaya 8:19; 19:3). Tubuh si pemanggil arwah menjadi media kehadiran arwah yang dipanggil, yakni arwah yang dipanggil merasuki tubuh si pemanggil arwah dan berbicara (Imamat 20:27).
Ritual pemanggilan arwah ini tidak berasal dari kehidupan orang Israel sendiri melainkan dari bangsa-bangsa di tanah Kanaan yang diikuti oleh umat-Nya (Ulangan 18:14), sehingga ini menimbulkan sakit hati Allah (2 Tawarikh 33:6). Pemanggilan arwah disebutkan sebagai tindakan perzinahan umat Allah dengan allah lain (Imamat 20:6).
Dengan tegas hal ini dilarang untuk dilakukan oleh umat-Nya (Imamat 19:31; 20:6; 27; Ulangan 18:10-14). Saul sempat menegaskan larangan akan hal ini namun ia sendiri jatuh ke dalam pemanggilan arwah Samuel dan hal ini disebutkan sebagai salah satu sebab kematiannya dan penyerahan jabatan raja Israel kepada Daud (1 Tawarikh 10:13-14).
2 Korintus 11:14. Iblis dapat menyamar sebagai apapun juga. Menyamar sebagai malaikat Terang saja Iblis bisa, apalagi menyamar sebagai ayah, ibu, anak, istri, suami, oma, opa, kekasih, sahabat, teman, dll, yang sudah mati.
Demikianlah Iblis disebutkan penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat (Kisah Para Rasul 13:10; Efesus 6:11). Terbilang sukses, Iblis berhasil menipu banyak manusia di segala abad dan zaman, yang sudah dimulainya sejak dari manusia pertama, “Ular itu yang memperdayakan aku” (Kejadian 3:13).
Tapi Iblis menjadikan mereka bagaikan dirinya sendiri, yakni setan yang gentayangan, dengan muncul di sana sini. Penyamaran Iblis membuat roh manusia ciptaan Allah seolah adalah setan. Padahal setan atau “Satan” itu adalah Iblis itu sendiri (Wahyu 12:9; 20:2).
Kesimpulan :
- Cerdiklah! Karena Iblis itu cerdik. Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita akan hal ini: "Hendaklah kamu cerdik seperti ular" (Matius 10:16b). Karena ular cerdik, kita pula harus cerdik. Kalau tidak kecerdikan ular bisa membodohi kita.
- Ayah Anda yang sudah meninggal bukan setan, ibu Anda yang sudah meninggal bukan setan, anak Anda yang sudah meninggal bukan setan, opa Anda yang sudah meninggal bukan setan, oma Anda yang sudah meninggal bukan setan, dsb! Mereka sudah tenang dalam tidurnya menanti kedatangan Tuhan Yesus dan penghakiman-Nya.
- Namun beberapa orang ada yang berkata bahwa sosok-sosok orang yang sudah mati itu tidak mengganggu mereka melainkan menjaga dan melindungi mereka. Lihatlah, betapa Iblis mengecoh manusia untuk membuat hati manusia berpaling dari Allah. Bukannya mencari perlindungan dari Allah malah merasa aman dengan perlindungan Iblis.
0 Comments :
Post a Comment